Gen Berpautan - #GENETIKA6

Gen Berpautan

    Meskipun prinsip dasar Hukum II Mendel ialah adanya pengelompokan secara bebas “independent assortment”, para ahli genetika akhirnya mengetahui bahwa tidak semua gen dapat mengelompok secara bebas. Beberapa diturunkan bersama-bersama atau saling terkait. Fenomena ini menyebabkan perbedaan hasil persaingan yang tidak sesuai hukum Mendel yang disebut pautan.Selain pautan, perbedaan hasil juga diperoleh jika terjadi pindah silang “crossing over” antar kromosom.

   Pautan genetik (genetic linkage) dalam genetika adalah kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama (kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama.Dapat juga dijelaskan bahwa terjadi pautan “gen linkage” antar gen ini ternyata disebabkan oleh letak gen-gen tersebut masih berada dalam kromosom yang sama. Oleh sebab itu ketika kromosom memisah sewaktu meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama.

    Pautan genetik pertama kali dikenali dan dijelaskan oleh ahli genetika Inggris William Bateson dan Reginald Punnett, setelah penemuan kembali karya-karya Mendel. 

Terdapat dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpautan yaitu :

1. Fase bergandengan (cis atau coupling), apabila dua gen dengan arah pengaruh yang sama (umpamanya dominans) berpautan.

2. Fase berseberangan (trans atau repulsion), apabilan dua gen dengan arah pengaruh yang berbeda berpautan.

    Salah satu contoh pautan terjadi pada penelitian oleh William Beteson dan R.C. Punnet sekitar 1905 ialah ketika mereka mengembangkan tanaman ercis galur murni yang mengandung gen P untuk warna bunga ungu yang dominan terhadap gen P untuk warna bunga merah.Tanaman tersebut juga mengandung gen L untuk polen lonjong yang dominan terhadap gen I untuk polen bulat. Pertama mereka menyilangkan tanaman dengan alel homozigot, hasilnya semua generasi F, menghasilkan tanaman bunga ungu dengan polen lonjong “PpLl” seperti yang telah diduga sebelumnya.

    Ketika sesama F, disilangkan, perbandingan fenotipe yang tidak biasa dihasilkan. Berdasarkan persilangan tersebut, terlihat bahwa terdapat pautan antara gen P dengan L dan p dengan l.

     Oleh karena itu meskipun genotipe F, ialah PpLl, gamet yang dihasilkan tetap bergenotipe PL dan pl. Hal ini menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan 3:1 “bunga ungu, pole lonjong : bunga merah, polen bulat”. Perhatikan diagram berikut ini.

(https://www.gurupendidikan.co.id/pautan-pindah-silang-pada-pewarisan-sifat-pengertian-contoh-terjadinya/)

     Sebagai penekanan kembali bahwa pada hukum genetika, jika dua gen berpautan maka kedua gen tersebut akan bersama - sama diwariskan dalam satu gamet. Namun, jika terjadi pindah silang dalam proses meiosis, kedua gen tersebut dapat berpisah dan membentuk rekomendasi baru dalam gametnya. Hal ini yang menyebabkan adanya hasil sifat bunga ungu polen  panjang dan merah polen bulat, meskipun nilai tersebut kecil.


Sumber Referensi:
Nusantari, Elya. 2015. Genetika (Belajar genetika dengan mudah dan komprehensif). Yogyakarta: Deepublish
https://www.gurupendidikan.co.id/pautan-pindah-silang-pada-pewarisan-sifat-pengertian-contoh-terjadinya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pautan_genetik


Soal Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan gen berpautan?
2. Siapakah nama penemu dari hasil persilangan bunga ungu polen  panjang dan merah polen bulat?
3. Sebutkan dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpautan!
4. Jelaskan cara mengembangkan tanaman ercis galur murni?
5. Pada tahun berapa William Bateson dan Reginald Punnett mengembangkan tanaman ercis galur murni?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar